Tertawa Sejenak :)

Tertawa Sejenak :)
Di Cafe Flobamora Matraman, Jakarta Timur

Wednesday, March 26, 2008

GAMBARAN MASA DEPAN

Selamat Hari Rabu bagi rekan - rekanku alumnus, para guru, siswa dan siswi SMAK Syuradikara.
Kebiasaan kita dalam menyampaikan ucapan selamat biasanya sudah terpola dengan tradisi yang sudah turun temurun mulai dari rumah sampai di sekolah. Maksudnya kita sudah terbiasa mengucapkan selamat pagi, siang, sore, malam bapa, mama, kakak, adik, bapa guru dan ibu guru dll. Demikian juga ketika hendak melakukan aktifitas kita mengucapkan kepada orang yang dekat dengan kita, selamat bekerja, berjuang, tidur, makan, jalan, ulang tahun, sampai ketemu lagi. Ini sebuah sikap yang baik yang sudah tumbuh dan berkembang di kampung halaman kita Flores.Namun adalah sesungguhnya kebanyakan kita telah melakukan tanpa sadar, begitu verbalis atau sekedar basa basi atau karena ketakutan sehingga ucapan selamat yang mengandung nilai kasih yang tinggi tererosi menjadi tidak benilai, dari yang penuh makna menjadi tidak bermakna.

Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala isinya dengan tujuan yang indah. Roh Tuhan juga membentuk banyak bahasa para suku bangsa dengan tujuan yang indah juga. Coba anda bayangkan bagaimana jadinya kalau suku bangsa di seluruh dunia ini hanya mengenal satu bahasa saja. Saya sendiri tidak mampu membayangkan apa yang bakal terjadi. Mungkin bisa tercipta situasi dunia menjadi lebih baik, karena mudahnya orang berkomunikasi, mudah memahami satu sama lain. Tapi mungkin juga situasi dunia bisa menjadi buruk sekali. Mungkin orang - orang akan kehilangan jati dirinya, atau apa saja menurut anda.


Sadar atau tidak dunia ini sesungguhnya diatur dengan berbagai banyak bahasa. Contohnya, kalau anda sempat mujur untuk mengikuti secara langsung sidang umum PBB di New york, anda akan menyaksikan sendiri apa yang sesungguhnya terjadi. Setiap perwakilan dari setiap negara menyampaikan orasinya atau diplomasinya dalam bahasanya masing2. Ketika mereka menyampaikan pandangannya, jelas terbaca gambaran tentang apa yang sedag terjadi dalam negara tersebut bahkan dapat diketahui pula mengenai gambaran masa depannya. Demikian pula dengan kita, ketika kita menyampaikan suatu pendapat, orang akan dapat membaca gambaran mengenai diri kita, bahkan gambaran masa depan kita. Kalau kita mulai melakukan pembicaraan dengan berbudi bahasa yang baik dan diakhiri ucapan - ucapan yang baik dan menyenangkan, orang yang mendengar akan memberi kesan yang baik tentang gambaran diri kita dan gambaran masa depan kita. Pada saat itu, sadar atau tidak kita telah menghimpun kekuatan jaringan orang - orang yang mendukung kita untuk saat kini dan masa depan kita.

Contoh konkrit, ketika dubes Iran menyampaikan pandangannya tentang nuklir, sebagian besar peserta sidang umum memberikan gambaran yang negatif dan sejatinya mereka sudah mengetahui gambaran negara Iran sekarang dan apa yang bakal terjadi dengan Iran di masa yang akan datang. Cuman Indonesia yang tidak mampu memberikan pilihan mendukung atau menolak, dalam bahasa pemilu disebut sebagai abstain. Memang bangsa kita dari dulu disebut bangsa abstain, tidak jelas apa maunya, alasannya klasik demi kepentingan negara dan bangsa. tapi tidak jelas kepentingan negara macam apa. rakyat tidak pernah tahu. Sungguh ironis. Dari hal ini kita bisa melihat gambarang masa depan bangsa kita. Silahkan anda simpulkan sendiri. Jadi pesan saya jadi orang harus jelas. Dengan demikian memiliki gambaran masa depan yang jelas pula.


Marsellinus Ado Wawo

1 comment:

Anonymous said...

Ada beberapa hal yang bisa dipetik dari tulisan di atas, yaitu keadaban (budi pekerti), kejujuran, keikhlasan, dan networking (jaringan).