Tertawa Sejenak :)

Tertawa Sejenak :)
Di Cafe Flobamora Matraman, Jakarta Timur

Wednesday, April 9, 2008

Ata Mai

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang kaya, yang berlimpah kasih sayang dan persaudaraan. Kehidupan yang tentram karena di tempat ini uang tidak menjadi dewa."

Teks di atas adalah cuplikan kalimat yang terdapat pada novel Ata Mai (Sang Pendatang) karangan Maria D. Andriana, yang menggambarkan tentang kehidupan orang Flores pada umumnya.

Pada bagian lain dia menulis:
"Ah sungguh cantik! Naturalis Inggris Alfred Wallace yang melakukan penjelajahan ilmiah di pulau-pulau Nusantara termasuk Flores, pada pertengahan 1800-an memuji ras suku-suku di wilayah NTT bertampang dan berperawakan bagus, mereka keturunan dari India, arab dan Melayu."

Perasaan duka diri Lila ( gadis peneliti) dan duka lain ketika menyaksikan kematian seorang ibu karena ketiadaan pertolongan persalinan yang memadai dilukiskan dengan lirih sbb:
"Kesedihan datang dan pergi setiap saat. Kesedihan datang manakala ketentraman kita terganggu, kesenangan kita terenggut, kecintaan kita pergi, lalu kesedihan bisa hilang tiba-tiba, kadang-kadang tanpa suatu alasan".

"Keangkuhan" Lila yang menghancurkan impian dan harapannya adalah ketika kesederhanaan dianggap inferior dibanding kemegahan.
"Sejauh ini hidupku selalu beruntung dan nasib baik selalu menyertaiku. Sekarang aku merasa dikalahkan oleh seorang gadis kecil yang bukan siapa-siapa! Mercy yang sederhana dan tidak tahu apa-apa."

Pada bagian lain lagi pengarang menulis:
"Hidup ini tidak selurus yang kau bayangkan, ada gelombang dan badai, ada banyak kisah yang harus dilakoni". Yap, hidup ini tidak linear tetapi selalu berbentuk kurva, naik - turun, atas - bawah bagaikan roda pedati. :)

Novel ini merupakan salah satu karya yang saya sukai, mungkin karena setting tempatnya di kota Ende, Wolotopo, Detusoko, Wolowona dll. Lebih dari itu, tokoh-tokohnya menurut saya sangat bersahaja tetapi menarik.
Ada tokoh Lila (gadis peneliti - anggota LSM), Sam (yang unpredictable :), Inez (adik Sam), John, Petrus, Mercy, dll. Karakter Flores sebenar-benarnya.

Menurut budayawan Mohamad Sobary (Kepala KBN Antara tuh), novel ATA MAI merupakan kisah sedih sebuah kasih tak sampai. Menurut saya, KASIH ITU SELALU SAMPAI... hanya ketersampaian/pencapaiannya itu yang memiliki batas ruang dan waktu yang berbeda-beda.
Ini ditegaskan pada bagian akhir ATA MAI. Lila mengatakan kepada dirinya sendiri:
"Cinta kami berbalut energi yang sangat kuat. Aku bisa merasakan dan meyakini kekuatannya. Kadang aku bahkan merasakan kehadiran Sam dekat sekali di sekitarku, suaranya bergema di kepala dan hembusan napasnya terasa di pipi. Ia tidak menghubungiku selama sebulan, sama sekali tidak ada kabar, tetapi ia terasa sangat dekat di dalam hatiku. Lalu untuk apa aku menggulirkan air mata? Apa yang patut aku sesali dari semua peristiwa ini? "
Wow, it's wonderful! I'm sure you can do that, guys...!"

Walaupun endingnya antiklimaks tetapi Ata Mai tetap menjadi salah satu novel favorit saya. Justru antiklimaksnya itulah yang mengajak pembaca untuk bisa berlapang dada dalam menyikapi setiap peristiwa yang kita alami dalam kehidupan ini. Ya, kadang-kadang penulis novel memang suka begitu, membuat pembaca penasaran dan mengharubirukan gejolak jiwa para pembaca.

Terus terang, saya biasanya tidak terlalu suka membaca novel2 dalam negeri (maaf... kedengarannya sombong ya.. hehehe) tetapi ATA MAI memang beda. Masalahnya begini eja, novel made in Indonesia itu biasanya mudah ditebak endingnya. Makanya jao lebih suka baca novelnya om Sidney Sheldon, dkk. Agatha Christie jao iwa sena/ngonggo ko karena mbai raka ribet n njlimet. Tau kolo neku ro na (bikin kepala gw pusing aja). Hahaha......

Ata Mai (Sang Pendatang/Si Orang Asing) memang layak dan perlu dibaca.

Salam

Mikel

Wednesday, April 2, 2008

MANDALA AIR, 21.12.2007

Ketika jiwaku letih akan orang-orang
dan mataku letih memandangi wajah siang.
Di sana aku melihatmu dan engkau melihatku.
Apakah engkau duniaku?
Apakah aku duniamu?

Rencana itu ada dan nyata.
Apakah boleh aku berkata;
" Akhirnya, Inilah saatnya "
Kau adalah KEAJAIBAN,
itulah tiga kata dariku.


--
Posted By Bani Rizal to syuradikara.education at 4/01/2008 07:39:00 AM